Baru-baru ini, perusahaan Zhongjin merilis laporan analisis mendalam tentang ekonomi stablecoin, yang memicu perhatian luas di kalangan dunia keuangan. Laporan tersebut menganalisis esensi dan dampak potensial stablecoin dari berbagai sudut.
Laporan menunjukkan bahwa stablecoin pada dasarnya adalah jenis mata uang pribadi, bukan mata uang sah yang diterbitkan oleh pemerintah. Meskipun teknologi digital meningkatkan efisiensi penyelesaian pembayaran, stablecoin belum mencapai desentralisasi yang sebenarnya. Dari sudut pandang penerbit, model operasional stablecoin cukup mirip dengan 'bank sempit', bukan hanya alat utang.
Menariknya, laporan tersebut menganggap bahwa Renminbi telah memiliki bentuk yang mirip dengan stablecoin, yaitu WeChat Pay dan Alipay yang banyak digunakan. Platform pembayaran pihak ketiga ini memiliki fungsi yang mirip dengan stablecoin dalam mekanisme ekonominya, memberikan solusi pembayaran yang nyaman bagi pengguna.
Namun, penggunaan stablecoin dalam pembayaran ritel sehari-hari saat ini masih terbatas, dengan kelompok pengguna yang relatif kecil. Platform pembayaran pihak ketiga tradisional seperti WeChat, Alipay, Apple Pay, dan PayPal, dengan efek jaringan dan ekonomi skala mereka, telah mendapatkan keunggulan awal di pasar.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan stablecoin dolar AS terutama berasal dari status mata uang internasional dolar, yang pada gilirannya dapat lebih mendorong proses dollarization ekonomi global. Sementara itu, laporan tersebut menyarankan bahwa Hong Kong dapat dijadikan sebagai zona uji coba terkontrol untuk stablecoin renminbi dan tempat penyesuaian regulasi, untuk menyeimbangkan potensi inovasi teknologi dengan pemeliharaan atribut publik dari pembayaran, stabilitas finansial, serta kedaulatan mata uang negara.
Analisis ini memberikan kita perspektif yang komprehensif, membantu kita untuk lebih memahami posisi stablecoin dalam sistem keuangan saat ini dan arah perkembangan masa depannya. Seiring dengan perkembangan ekonomi digital yang terus berlanjut, peran dan pengaruh stablecoin layak untuk terus kita perhatikan.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
14 Suka
Hadiah
14
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
LoneValidator
· 06-29 18:17
Tetap saja Alipay yang paling mudah digunakan
Lihat AsliBalas0
MysteryBoxOpener
· 06-27 03:46
Mendengar satu kalimat dari Anda, menghasilkan koin satu string, orang kotak misteri tidak pernah berkata tidak.
Lihat AsliBalas0
MissedAirdropAgain
· 06-27 03:39
Sudah mengikuti koin selama tiga tahun, setiap hari mengalami kebangkrutan.
Lihat AsliBalas0
HashRateHermit
· 06-27 03:37
Sangat aneh, USDT seharusnya sudah menjadi yang terkuat.
Baru-baru ini, perusahaan Zhongjin merilis laporan analisis mendalam tentang ekonomi stablecoin, yang memicu perhatian luas di kalangan dunia keuangan. Laporan tersebut menganalisis esensi dan dampak potensial stablecoin dari berbagai sudut.
Laporan menunjukkan bahwa stablecoin pada dasarnya adalah jenis mata uang pribadi, bukan mata uang sah yang diterbitkan oleh pemerintah. Meskipun teknologi digital meningkatkan efisiensi penyelesaian pembayaran, stablecoin belum mencapai desentralisasi yang sebenarnya. Dari sudut pandang penerbit, model operasional stablecoin cukup mirip dengan 'bank sempit', bukan hanya alat utang.
Menariknya, laporan tersebut menganggap bahwa Renminbi telah memiliki bentuk yang mirip dengan stablecoin, yaitu WeChat Pay dan Alipay yang banyak digunakan. Platform pembayaran pihak ketiga ini memiliki fungsi yang mirip dengan stablecoin dalam mekanisme ekonominya, memberikan solusi pembayaran yang nyaman bagi pengguna.
Namun, penggunaan stablecoin dalam pembayaran ritel sehari-hari saat ini masih terbatas, dengan kelompok pengguna yang relatif kecil. Platform pembayaran pihak ketiga tradisional seperti WeChat, Alipay, Apple Pay, dan PayPal, dengan efek jaringan dan ekonomi skala mereka, telah mendapatkan keunggulan awal di pasar.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan stablecoin dolar AS terutama berasal dari status mata uang internasional dolar, yang pada gilirannya dapat lebih mendorong proses dollarization ekonomi global. Sementara itu, laporan tersebut menyarankan bahwa Hong Kong dapat dijadikan sebagai zona uji coba terkontrol untuk stablecoin renminbi dan tempat penyesuaian regulasi, untuk menyeimbangkan potensi inovasi teknologi dengan pemeliharaan atribut publik dari pembayaran, stabilitas finansial, serta kedaulatan mata uang negara.
Analisis ini memberikan kita perspektif yang komprehensif, membantu kita untuk lebih memahami posisi stablecoin dalam sistem keuangan saat ini dan arah perkembangan masa depannya. Seiring dengan perkembangan ekonomi digital yang terus berlanjut, peran dan pengaruh stablecoin layak untuk terus kita perhatikan.