Seorang Pria Kehilangan 800 Bitcoin Usai Laptopnya Direset Teman**
Gabriel Abed, seorang pengusaha asal Barbados, kehilangan 800 Bitcoin yang nilainya kini ditaksir mencapai US$92 juta atau Rp1,48 triliun. Sebab, rekannya tanpa sengaja memformat ulang laptop yang menyimpan private key wallet Bitcoin miliknya pada tahun 2011. Meski begitu, 800 Bitcoin yang hilang tersebut ternyata hanya sebagian kecil dari total Bitcoin yang telah ia beli dan jual selama bertahun-tahun setelahnya. Sebab, ia terus semangat untuk mempelajari Bitcoin dan melihat teknologi ini sebagai jalan keluar dari keterbatasan finansial di negaranya. Sebelum hadirnya Bitcoin, warga Barbados seperti dirinya kesulitan mengakses layanan keuangan digital yang umum digunakan di negara-negara maju, seperti kartu kredit, rekening bank, bahkan akun PayPal. Namun, sifat terbuka dan terdesentralisasi dari Bitcoin memberinya akses penuh ke dunia finansial digital untuk pertama kalinya. Bagi Abed, risiko menjadi ‘bank’ bagi dirinya sendiri sebanding dengan kebebasan untuk mengelola uangnya sendiri dan menjadi warga dunia tanpa batasan. Kesuksesan finansial Abed dalam dunia crypto tetap berlanjut, dan keuntungan yang ia peroleh dari perdagangan Bitcoin memungkinkan dirinya untuk membeli sebidang tanah tepi laut seluas 100 hektar di Barbados dengan harga lebih dari US$25 juta. Hal tersebut menunjukkan meskipun Abed alami kerugian besar di awal, ia mampu meraih kesuksesan besar berkat ketekunannya di dunia aset digital.
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
Seorang Pria Kehilangan 800 Bitcoin Usai Laptopnya Direset Teman**
Gabriel Abed, seorang pengusaha asal Barbados, kehilangan 800 Bitcoin yang nilainya kini ditaksir mencapai US$92 juta atau Rp1,48 triliun. Sebab, rekannya tanpa sengaja memformat ulang laptop yang menyimpan private key wallet Bitcoin miliknya pada tahun 2011.
Meski begitu, 800 Bitcoin yang hilang tersebut ternyata hanya sebagian kecil dari total Bitcoin yang telah ia beli dan jual selama bertahun-tahun setelahnya. Sebab, ia terus semangat untuk mempelajari Bitcoin dan melihat teknologi ini sebagai jalan keluar dari keterbatasan finansial di negaranya.
Sebelum hadirnya Bitcoin, warga Barbados seperti dirinya kesulitan mengakses layanan keuangan digital yang umum digunakan di negara-negara maju, seperti kartu kredit, rekening bank, bahkan akun PayPal.
Namun, sifat terbuka dan terdesentralisasi dari Bitcoin memberinya akses penuh ke dunia finansial digital untuk pertama kalinya. Bagi Abed, risiko menjadi ‘bank’ bagi dirinya sendiri sebanding dengan kebebasan untuk mengelola uangnya sendiri dan menjadi warga dunia tanpa batasan.
Kesuksesan finansial Abed dalam dunia crypto tetap berlanjut, dan keuntungan yang ia peroleh dari perdagangan Bitcoin memungkinkan dirinya untuk membeli sebidang tanah tepi laut seluas 100 hektar di Barbados dengan harga lebih dari US$25 juta.
Hal tersebut menunjukkan meskipun Abed alami kerugian besar di awal, ia mampu meraih kesuksesan besar berkat ketekunannya di dunia aset digital.